Antara Darurat atau Kebodohan Segelintir Hamba
Minggu, 19 Januari 2020
Tambah Komentar
Pandangilah Alam dengan Rasa Taqwa dan Keimanan |
Suatu saat ketika segelintir kelompok orang melakukan perjalanan mencari jejak tentang makna kehidupan namun ia terseret arus dan mengapung terombang ambing. Pokok utama tujuannya untuk menemukan sosok didalam
mindset tertentu. Katakan saja orang tersebut sedang musafir mencari keluarga dan kerabat tanpa pernah merasa jemu walau tersendat dengan kecamuk pandangan.
Kadang melihatnya membuat hati dan pikiran seolah ingin melawan atas dasar tingkahnya yang diluar kemampuan, tapi kadang pula ingin menjadi kawan menggandeng tangannya agar sampai kepada harapan sanubarinya menuju tempat yang diimpikan.
Lalu apa dasar dari perbuatan konyol yang mereka lakukan?
akankah karena ilmu pengetahuan"?
atau,! jangan-jangan karena minimnya
pemahaman agama?
tetapi bisa jadi, juga karena lingkungan keluarga?
sah-sah saja. dan jangan sekali-kali pernah mencoba mengatakan sebab Tuhan!
Tatkala kebutuhan mulai terseret ekonomi dengan dahsyat, langkah utama yang terpikir dalam benak dengan beristirahat mengingat tuhan dan merebahkan badan beralaskan
peluh kesah,tempat itu menjadi berkah untuk menapaki kehidupan, dan percayalah tiada hamba yang akan disia-siakan olehnya melainkan pasti ada jalan jika diniatkan kebaikan.
Maka Firman tuhan tentang "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum tersebut mau mengubah dirinya sendiri".
Dalih ini bisa jadi sebab alasan tuhan menampakkan kuasanya terhadap makhluk melalui berbagai jalan sesuai kehendaknya.
Perbuatan itu biasanya karena ulah manusia, jika mampu dijaga dengan baik maka tak ada dampak yang merugikan jika sebaliknya maka tunggulah perlakuan apa yang akan tuhan
tampakkan kepada siapapun baik langsung padanya maupun kepada keluarga dan kerabatnya, tergantung seberapa lama ia akan bertahan menghadapi keadaan itu? ataukah secepat apa ia
akan keluar dari kondisi tersebut untuk kembali mengingat tuhan dengan tingkah laku yang lebih baik dari semula?
Jawabannya ada pada kekuatan hati dan ketebalan iman saudara!
untuk itu, saudara sebagai pembaca yang budiman patut merenungkan kembali nasib mendatang jika kemudian berdalih dan tdak bisa move on menjadi lebih taqwa maka
solusinya:
Perbaiki diri,
Dandani perbuatan,
Perbanyak istigfar dan
Tentunya banyak-banyaklah menyentuh air wudhu'.
Niscaya itu konkrit langkah pasti yang dijanjikan tuhan untuk berusaha menjadi lebih baik dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
Terakhir, niatkan untuk ikhtiar dan berdoa agar keterpurukan dan keburukan tidak lagi menghampiri diri sendiri dan keluarga.
maka hal tersebut niscaya akan tuhan kabulkan permintaan-permintaan hambanya sesuai dengan janji "Berdoalah kepadaku Niscaya akan aku kabulkan"
Semoga nasib dan kehidupanmu menjadi lebih baik dimasa mendatang.
buang jauh-jauh warisan kebodohan, keluarlah kamu menjadi garda penyelamat keluarga, katakan pada dunia bahwa kamu adalah duta kebaikan yang diimpikan syurga!
nasibmu atas ikhtiar dan doamu. bukan keturunanmu!
*Peristiwa_Sebab_Dewasa
#MenuliskuSebabMerdeka
Belum ada Komentar untuk "Antara Darurat atau Kebodohan Segelintir Hamba"
Posting Komentar