Corona (COVID-19) itu takut Pejabat!
Jumat, 03 April 2020
Tambah Komentar
Fenomena dahsyat saat sekarang ini dengan mewabahnya tidak terukur statistik, apalagi kalkulasi kedhaifan manusia, hanya tuhan maha mengetahui makhluk kecilnya namun mematikan ke semua penjuru dunia bahkan menjadi pandemik (wabah/virus tingkat dunia) artinya menyerang penjuru barat hingga timur bumi.
Sisi lain para pakar berasumsi, wabah ini dijadikan sebagai senjata biologis kaum liberalis elit global dunia, dalam rangka memporak-porandakan ummat manusia. Dengan demikian menurut sebagian ilmuan bahwa virus ini sebagai sarana propaganda, hal itu dipublikasikan melalui statement-statement berupa catatan maupun edaran.
Ya”! dia adalah Corona Virus Deseas (Covid-19). WHO (World Health Organization) menyebutnya dengan nama corona yang berarti mahkota yang bentuknya menyerupai assesoris Raja, tentu saja virus ini sebagai temuan terbaru bagi tenaga medis dan 19 sebagai tambahan, yang berarti bahwa ia muncul tepatnya tahun 2019. Maka ketika sekitar februari lalu terkhusus dibumi pertiwi disapa oleh makhluk senyap tanpa sayap (Covid-19) tapi melanglang sunyi sana sini.
Perlahan dengan tenang dalam beberapa jangka waktu kemudian merebak hampir kesuluruh penjuru negeri tercinta yang kaya kultur juga subur. Seiring perkembangannya diseluruh wilayah dataran tanah air mulai tersadar, dengan cepat tanggap mengambil langkah melalui proses sebagai upaya prefentiv dari segala arah penjuru, mulai dari strategi bidang dan sektor tertentu dengan mengerahkan aparatur pemerintah baik jenjang pemerintah pusat, daerah hingga desa kebawah juga ikut berjibaku agresif bertindak tegas.
Tentu dengan harapan hal ini segera sirna dan terkubur tidak terngiang kembali khususnya agar tidak terecord dimaindset masyarakat melalui media-media mainstream, sebab berita tersebut dapat menarik simpati luar biasa hingga masuk ke relung hati jika saja tak terkontrol terhadap orang dengan daya kunyah ompong, dan akan terfilter oleh dia yang bertalenta bijak dalam sikap entah mereka yang men-Pejabat maupun oknum Rakyat.
Tulisan ini tidak akan mengupas tentang “What is Covid-19? Tidak! Namun akan menyampaikan hal mengenai fakta empirik yang belakangan ini dimanfaatkan pada situasi mencekam oleh oknum bertugas maupun oknum yang taat. “siapa saja yang tidak ta’at aturan? maka seret saja ke aparat. kita harus bertindak tegas dalam menanangani pandemi, siapa saja yang datang dari daerah terjangkit maka lakukan pemeriksaan.....” kira-kira begitu beberapa potongan himbauan/statement pemangku jabatan dibeberapa daerah.
Namun, pertanyaannya yang timbul di sini adalah apakah yang terjadi dilapangan? terlaksanakah, ditaati, dijalankan sesuai prosedur, Atau jangan-jangan setengah-tengah,? tidak kompleks! Baik.” Penulis akan menggunakan study fenomenologi dengan metode observasi untuk menguraikan. Beberapa hari yang lalu ketika aturan mulai diberlakukan tepatnya disuatu daerah yang termasuk dalam kategori red zone.
Ketika sekumpulan orang dilokasi area keramaian yang dipadati passanger domestik maupun internasional mulai berjalan mengitari pelataran bandara dengan senyum lepas sumringah, menandakan bahwa telah tiba di Tanah kelahiran berharap didepan pintu Departure dapat langsung memeluk melepas rindu kepada sanak, kerabat, keluarga yang menunggu sejak beberapa jam lalu sebelum pesawat landing.
Suara roda koper hening membuat tanda pada lantai yang menjadi saksi bahwa keramik itu telah disinggahi pendatang baru. Terlihat hijau loreng dan coklat cerah seragam dengan gagah tampan sedang menunggu secara spontan terkhusus ia yang satuan gugus dengan daerah mereka sendiri. lambaian tangan kokoh mengarah pada satu titik sebagai isyarat serta tujuan bahwa titik itu tempat menunggu dan berkumpul untuk kemudian didata oleh para petugas Covid-19.
Beberapa menit sambil mondar-mandir bersama mereka dengan raut wajah panik, sebagian mereka terlihat reflek mengalir begitu saja. Sesaat pandangan tertuju pada sosok dengan kostum batik, celana rapi tertempel pin didadanya, mendekat sejurus kemudian menghampiri petugas pencatat, nampaknya ia termasuk keluarga yang akan menjemput salah satu rombongan dari daerah terkait one road.
Perbincangan dibilik itu tidak sampai 10 menit terekam oleh beberapa mata, setelah selesai ia keluar menurun karena posisi jalan itu agak lancip tetapi bukan tangga. Pada akhirnya meninggalkan kerumunan serta bergegas dan diikuti oleh beberapa orang yang ada pada perkumpulan tadi. Eh.. ternyata!? Hampir semua orang ditempat itu berbalik badan melihat tingkah mereka yang tak wajar.
“kok mereka pergi”?
‘sahut beberapa orang dan ditimpali teman lainnya’.
Petugas kembali mendekat mengarahkan serta mengedukasi untuk mengikuti intruksi berlaku dari atasannya, bahwasanya seluruhnya akan dibawa oleh mobil dinas/pemkab untuk kemudian diperiksa oleh tim medis Covid-19. Perihal sosok yang terlebih dahulu meninggalkan rombongan itu bagaimana pak? "tanya seseorang.
‘maaf kami khilaf’.
Jawabannya polos!
Padahal semua mata sejak tadi tidak berhenti berkedip menyaksikan gerak-gerik diawal kedatangan.
Duh’...... ternyata CORONA itu takut PEJABAT. >>>.....
#BersuaralahDenganMediaMakaKamuTermasukOrangMerdeka!
Belum ada Komentar untuk "Corona (COVID-19) itu takut Pejabat!"
Posting Komentar