Akhir Kata, Menunggumu.

Ditulis oleh Pena Rahayu Selasa, 12 Januari 2021 3 Komentar

7 hari berlalu, mencarimu sembari menunggu. Murung sambil berharap muncul, 'taaraa.! ". Siapa sangka nampak tanpa ilusi. Sahut" Atiku "!.

Setengah berdiri tanpa kaki komplit, miring hampir roboh namun tetap kuat seperti tiang kokoh ber-Corkan beton kerikil pasir besi, feeling-ku berbisik seperti runtuh namun tetap tidak mempan sendiri.

Beberapa jam saat itu melewati angka satuan mengejar arah jarum putaran bumi dengan tentu seperti rotasi, timur petang dan Barat terang benderang.

Ingin merangkak. was was tertusuk duri, Menang tidak dengan duri tajam namun duri tumpul yang menusuk nan mematahkan optimis ke jurang pesimis. Terjadi atau halusinasi? bukan urusan!., tapi merongrong pikiran. Kapan terselesaikan? "Daku bertanya.!

Tatapan kadang-kadang menyorot ke suatu benda berukuran 14 Inch. Perasaan hampa ingin rasanya terus terbang saja. tidak peduli diperoleh Tiba-tiba, atau terapung nyatanya kembali kelingkaran itu lagi. 'Tidak! .

Nongkrong sana dan situ lagi, tak ada lagi pilihan, akhir tindakan harus tetap menunggu kembali. Kembali berharap untuk menunggu sementara waktu. Bertindak takut terpleset,! Mencet layar dengan jempol juga bukan pilihan,

masih saja menunggu dengan analisa dangkal produktif juga harus sabar, sabar bersikap dalam segala prinsip terutama dalam urgensi target yang wajib selesai tepat pada waktunya.

Duduk manis ku memberikan harapan dari jawaban, kala mengkonfirmasi bahwa ada saatnya akan datang untuk menjawab apa yang kau pinta pada sang kuasa, cukup kau

hening saja dalam masa menunggu. Barangkali kalimat yang tepat dari diksi kata tersebut adalah "Monggo di lanjutkan.!

Berat jika dipikul oleh pundak, ringan jika hanya dilihat oleh mata, legowo bila hati berhusnudzon mengatakan "ini adalah cobaan yang tak lama lagi akan sirna".

Seperti: do'a dalam sebuah hizib karangan al-alimul Allamah Pahlawan Nasional Indonesia TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID AL-ANFNANY AL-MASYHUR. berbunyi اشتد ازمات تتفرجي

"Datanglah kau wahai kesulitan/cobaan niscaya kau akan sirna/hilang ".

Ikhtiarkan terus tanpa kenal kata pesimis, sebab pendewasaan pikiran itu berawal dari banyaknya kerumitan hidup yang setiap waktu mengobrak abrik kenyamananmu. Tidak masalah menunggu lama dari pada tidak sama sekali.