Petuah Kawan diseberang Lautan

Petuahmu ku nanti wahai kawan!.kalimat yang ber-paragraph tersusun itu ku perlukan. Gaya bahasa tubuhmu saat ini perlu kau eksperisikan ulang, lesung pipi mulusmu sangat didamba pada setiap kali mengeluarkan fatwa ikhlas yang kadang bergelora membakar semangat jiwa. 

Seluruh kalammu nyaris berisi daging semua tanpa menyisakan tulang sebatangpun apalagi tersisih tercecer nempel nempel kecil gemes. Disebabkan pentingnya setiap petuah yang daku anggap bagian dari sajak hikmah. 

Sekian lama sudah menunda diskusi melingkar dengan bersila dibawah atap genteng sederhana, tak terasa tumpul hingga petuah itu semakin terlibas waktu dan terlupa qolbu. Kuingin mencari kembali butiran-butiran hilang yang telah lama ditelan zaman. 

Tidak seorangpun menjamin bahwa nasihat orang orang yang sekitar tempat mukim  dapat dijadikan rujukan untuk mengubah perilaku mu itu jika ia sendiri saja kewalahan mengamalkan. 

Petuahmu sekali lagi kawan! Kau tak bisa tergantikan oleh saluran informasi lain, yang mainstream belakang abad ini kawan. 

Petuahmu itu kawan! Rincian penjelasan nya tak dapat ku samakan dengan yang ada digenggamanku saat ini? Padahal tinggal menggerakkan jempol dan menekan Search di laman "google". 

Petuahmu itu kawan! Jarang sekali ku temukan dalam literatur resmi, walau terpercaya secara sains keilmuan? Sebab isinya sudah kau kuasai dan melekat secara personal. 

Petuahmu itu kawan! Tak dapat ku beli dipasaran apalagi bertanya pada sembarang orang?. 

Petuahmu itu kawan! Belum dapat tersamakan melalui mulut ke mulut apalagi mulut para tetangga? Tidak bisa. 

Petuahmu itu kawan! Ku putar video yang berdurasi panjang, berharap dapat sejalan dengan yang berasazkan Mazhab kau seorang. Ternyata, tidak juga"!. 

Petuahmu itu kawan! Ku coba cari cara lain, selain daripada itu untuk memberi peluang sedikit, paling tidak melingkupi sebagian saja? Namun tidak mempan ku terima secara lapang dada. 

Petuahmu itu kawan! Ku memohon, jika waktu kembali mengaktualisasikan pertemuan, tolong siapkan petuah selain daripada yang kuusahakan tersebut, yaitu sebuah 

petuah/fatwa yang memberi arti mengenal hakikat Tuhan sebenarnya. "Petuahmu", Yaa!. 
Itulah fatwa satu dari sekian banyak yang dapat memberikan bingkisan berharga daripada suasana kegundahan, kemurungan, kejahilan, sak wasangka, yang ditransformasikan menjadi senyuman dan ketentraman hati sang budak hamba sahaya sementara. 

Menggenggam erat dengan tangan kekarmu adalah bagian dari menjaga orisinalitas jati diri khas atas karakter yang telah tertanam dalam- 
komitmen sosok jiwa pejuang. 

Wallohu a'lam. 

#MenuliskuSebabMerdeka

Belum ada Komentar untuk "Petuah Kawan diseberang Lautan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel