Sajak Senja Sang Pejuang

Kata percakapan tadi memberi indah peluang. berbinar rawut wajahmu, tertata pelipis matamu terangkat naik, kelopak putihnya memancar pantulan asa, menyorot menutupi pekatnya hitam melingkar. 

Keriput mata itu nampak rapi bersusun. kiri menyentuh hati, kanannya menyusup pada qolbi. Dagu yang lancip agak melebar, "mungkin tersenyum! Sembari mengatakan tengoklah sekitar ku'. 

Kebabnya pipimu berat terasa, saat kau mengangguk nampak juga memberi kan kode keras namun sunyi, bibirmu nyeloteh " Emmm" Tak sanggup kau katakan. hingga bersambung terpendam.... 

Jilbab yang kau kenakan menutup auratmu takkan mampu mengartikan segala anggota tubuhmu, menundukmu saja tak kuat membantu mengungkapkan kata tuannya namun hanya dapat meneduhkan semata. 

Sebenarnya ada yang tersembunyi dari Bahasa tubuh. "Nampaknya Ingin berteriak-teriak mengatakan sesuatu yang luar biasa penting, lagi lagi tak mampu dibahasakan, dan iya". hanya bisa memendam sementara mendapat rangsangan bisikan tuhan. 
Akhirnya, kau tetap saja memberi peluang kepadaku yang tuhan turut serta ikut campur dalam petualangan, sungguh solutif bila ber-imbang nan berpedoman. kau jalankan sekehendakmu! dan daku punya dua tangan untuk melawan sak wasangka itu. 

Datangmu memberi kabar
Pergimu menekan harapan. 

Oh Harap Harapan, Tuhan. 

#MenuliskuSebabMerdeka


5 Komentar untuk "Sajak Senja Sang Pejuang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel