Mengkebiri Jawaban Hati

Yang kutunggu tunggu telah mendatangkan dirinya dengan membawa secercah pengalaman hidup diatas penantian panjang. Beralasan untuk sembunyi namun meluapkan seluruh isi hati. 

Isi hati itu berisikan untaian kata-kata manis, lembut, anggun, menyihir bagai harry Potter yang menunjuk tongkat kepada benda mati. 

Berlarut malam, bintang tenggelam oleh awan hitam, bulan tertutupi pekatnya awan kelam yang mengucurkan derasnya hujan. Berbaring badan seolah lunglai tak punya harapan.

Katamu menusuk hati yang tenang, alasanmu mengguncangkan alam malakut Tuhan, dibalik itu ada dua jempolmu yang merasa lega dan longgar memaki-maki perasaan sosok budak hamba Tuhan. 

Logis sekali susah untuk diterjemahkan. Tabayyun harusnya menjadi jalan tengah pilihan, Pilihan untuk menghadap (bertawajjuh) langsung mendengar atas apa yang menjadi ceritra yang menyebar ke telinga hingga ke rongga rongga ini. 

Menerima putusan dengan meminta secara bertatap tatapan akan lebih dapat memberikan obat ataupun penawar yang sudah lama menjadi penyakit bernama "terpendam". 

Kecewa atau bahagia, dua Jawaban itu pasti akan keluar dengan halus tekstual dan atau menggunakan analogi murni tanpa tidak menyinggung konteks bahasan. 

Memahami itu harus lah dengan pertimbangan serta kesabaran mendalam, menyiapkan persepsi husnuzon mesti siap dan harus ditanamkan. 

Mengambil mudhorot yang lebih ringan daripada nya adalah sifat kesatria yang memiliki jiwa pemikir ulung masa depan cerah ceria, tidak dengan nafsu nafsi semata, bersujud misalnya tatkala hening perut Bumi.

Mencari pembelajaran pada orang pintar barangkali itu termasuk bagian dari suatu upaya sebagai mengkomparasi tentang bagaimana kehidupan dapat berpihak pada hati dan pikiran manusia-manusia merdeka. 

Jiwaku berbisik, nafasku tersendat, mataku terkantuk-kantuk namun hati/anganku tetap hidup ia hanya milik tuhan seorang, kapanpun dan dimanapun dapat di bolak balikkan sesuai kehendak yang diinginkan.

Harapan panjang masih bisa dikejar dengan berusaha ikhtiar dan do'a, berbeda halnya dengan pengalaman yang hanya didapatkan setelah mengarungi samudera lintasan hidup atas tercapainya harapan tersebut. 

Tulislah itu semua, jika kekecewaan hatimu di labrak harapan tak sampai daripada menunggu untuk dikumpulkan tanpa disalurkan, merdekalah dengan bebas. 

Ubahlah segala hal yang menyakitkan hati, perasaan, kedalam sastra literasi tulisan sejarah bahwa kau mengalami kemerdekaan: Merdeka pikiran, merdeka emosi dari mencaci fisik orang lain, merdeka gagasan dan merdeka tanpa penjajahan. 

#MenuliskuSebabMerdeka

Belum ada Komentar untuk "Mengkebiri Jawaban Hati"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel