Bingkisan Takdir

Dihari-hari sebelumnya, saat jempol ini ikut menari nari mencaci semua penduduk yang berdekatan dengan analogi pikiran. Semua dianggap nyanyian berbalut retorika, seluruhnya dianggap pelajaran, sebagian nya pula ikut tertata rapi dalam paragraph dan diksi pilihan. 

Langit kau tatap, kau jadikan bahan. Awan kau lihat, ia pula kau berikan umpatan bahwa, kenapa selalu mendung padahal itu takdir yang tugasnya: menghilang berati cerah, muncul berati menandakan akan teduh, namun bergemuruh keras bersahut petir dengan kabut gelap gulita menandakan hujan siap mendonorkan diri pada bumi. 

Dedaunan kau pegang, lisan nyeloteh, lapisan kulit luar jemari mengetik sembari mengibaratkan: jika dengan bukti meremas saja kau terlebur; memegang nya menandakan rapuh sampai perlahan terbawa terbang atau memilih takdirnya hancur. 

Thorik perlahan tersadar "Saya faham. mengapa harus bersabar dan memilih melepaskan, Saya juga mengerti mengapa harus menyalahkan rasa dan hati hingga berhari-hari, dan akupun menemukan Jawaban atas ibadah-ibadah sunnah pasca mengalirnya informasi valid yang akan segera terjadi beberapa hari ini. Tuhan punya cara lain berbisik, Tuhan memiliki jalan untuk berjalan, Tuhan pula memiliki hamba-hamba pilihan dalam mengemban amanah dan memegang janji kehidupan." 

Memang manusia namanya jika keceplosan, wajar saja diceritakan itu atas fakta lapangan bukan berati ghibah apalagi fitnahan itulah yang dinamakan perantara tuhan.....

Hei...!
*Wahai hati, kau punya tuhan. *Wahai hati ! kau memiliki raga bugar untuk merentang tubuh menempelkan kening diatas sajadah untuk  kembali sembahyang.* Hati kecil Thorik mulai buyar melebur. 

"Kau punya masa lalu yang indah gemilang, kau pernah melalui beragam kemelut kehidupan hingga setegar dan sekokoh saat sekarang, namun jalan yang kau tempuh hanyalah persinggahan  laksana perahu rakit bambu  yang tak berdaya jika: kehilangan dayung atau terseret arus.
 
Peristiwa perjalanan atau kronologi itu tak lagi dapat membuatku filu berkepanjangan. Justru aku menemukan perahu sampan memiliki atap dan tersedia layar juga dayung tersimpan. ia terseret arus dari seberang samudera laut lepas, yang tiba-tiba saja mendekat namun tak memiliki Tuan, entah Tuannya tenggelam atau ditinggalkan karena jangkar terputus. Maka sebagai orang yang merdeka berpikir akan memanfaatkan itu untuk berlayar, menangkap ikan dan segera menepi sembari mencari pemilik nya untuk kembali diserahkan." Celotehan hati Thorik mengubah keadaan.
 
"Hari ini dengan kebijakan dan dengan kelapangan hati ini, memberikan restu sedalam-dalam kesungguhan, mendoakanmu, memberikan support kehidupan agar kelak kau adalah bagian dari teladan-teladan keluarga di masa mendatang, dan tak lupa aku berikan Kado terakhir sebagai bingkisan fisik selain do'a-do'aku. jika ditolak, maka itu kufur nikmat dan jikapun di terima itu adalah rizki tertunda yang dimunculkan pada waktu yang tepat melalui tangan tangan tuhan. Manusia membutuhkan finansial untuk mencukupi kehidupan, manusia memiliki rasa haus dan lapar, manusia memiliki sifat marah dan bahagia, manusia memiliki insting prinsip-prinsip hidup dalam kehidupan. Menjaganya adalah kehebatan diri, memelihara nya adalah ketentraman hati namun kesabaran adalah finalisasi inti setiap tuaian kebaikan. 
"Pendengaranku peka. telingaku jelas mendengar setiap sua apalagi suara. Tak ada lagi tanya yang terlontar, tak lagi ada penasaran mendalam, tak kan ada lagi observasi lanjutan, tak mampu lagi tangan bersusah payah merangkai kata-kata, semua komponen itu sudah tertumpah vulgar terfiksi maupun otentikasi (menurut pembaca budiman) lepas menjadi kalimat dengan banyak tanda baca: tanya, seru, titik, koma, tanda petik, titik dua, pernyataan, biografi, story, bahkan titik-titik titik dan titik..... Hari ini yang terlintas adalah kenangan kebaikanmu saja, ikatan jalinan tali silaturahmi semata yang terus terpupuk hingga panen raya dunia akhirat. 

Aku cukup memahami dari banyak kalimat yang tersembunyi dan aku akan mengerti seluruh kejadian yang tak tega kau ungkapkan walahan itu bagian kekeliruan menjaga hubungan perasaan (itu dulu!) demi menjaga perasaan hati hamba seorang. Jika saja semua itu kau terangkan bersamaan dengan peristiwa dan kejadian perjalanan waktu bersama masa lalu itu, maka dirimu akan ku yakinkan terbantu jasa pikiran dan perjuanganku, atas dasar sebab kau pernah menguatkan ku dalam perah keringat duka bahagia, demi aku... Terimakasih dan selamat jalan selamat menempuh kebaikan kebaikan yang InsyaAllah datang dari arah lorong-lorong waktu bahkan dari sudut yang tak pernah terpikirkan doaku akan selalu tersemat membersamaimu. "
..... 
Jika muncul merpati bergerombolan dilangit yang tinggi, maka itu pertanda Sore akan ditutupi senja. Jika langit sudah orange jingga diupuk barat sana, maka matahari akan tenggelam dan hari mulai berganti Malam. Jikapun hari esok masih tetap sama terulang kembali, maka cukup aku akan mengubah time schedule agar waktu itu menjadi sejarah baik yang dapat diminimalisir bermanfaat yang matahari siap akan membawanya tenggelam serta bulan akan memberi kabar bahwa kalendermu padat dengan kebaikan. 

#MenuliskuSebabMerdeka
#Set_Focus

Belum ada Komentar untuk "Bingkisan Takdir"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel