Sandekala, Bainal Magribh Wal Isya'

Short story ini masih tentang ketabahan dua teman bernama Thorik dan Nahdoti..

Menjelang isya selepas membaca surat al-Jinn seperti biasa. konon dalam riwayat surat itu dapat menghilangkan was was dan gelisah disebabkan oleh pengaruh Jin, setan, iblis. ÙˆَاَØ­ْصٰÙ‰ ÙƒُÙ„َّ Ø´َÙŠْØ¡ٍ عَدَدًا- 
tiba-tiba telpon berdering kencang, sontak reflek hati Thorik gemetar. 
Tidak langsung diangkatnya, terlebih dulu ia scroll. "kok ada ada ya orang voice call jam segini.?" Dalam hatinya nyeletuk. 

Thorik terdiam sejenak. ternyata dirinya ditelpon Nahdoti, iya terhubung melalui jaringan satelit seluler yang sama menggunakan operator SMARTf**n. 
.... 
Tidak ada perbedaan seperti sebelum-sebelumnya, tampak jelas fose senyum ikhlas itu berbalut hijab merah cerah dengan dress panjang berlatar dasar biru dongker bermotif persegi garis kuning merah, menempel menghiasi berada dalam lingkaran bundar yang biasa digunakan oleh seluruh pengguna aplikasi WA. 

"Nampak Wajah Thorik masih sok, karena kejadian beberapa malam lalu mengikuti". 

Ia hanya menunggu salam saja tidak ingin mendahului, barangkali ada sesuatu penting, penting disampaikan ataukah voice kali ini adalah sebuah perkara baru. Kasak kusuk, dag dig dug... Denyut getar jantung Thorik berang. Maka dengan khasnya lembut ia memulai nya dengan ucapan:

"Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh. M*s! " 
Thorik masih terdiam seratus bahasa. Ia hanya mendengar sambil berusaha menjepit bibir atas dan bawahnya, melebarkan pipi sama rata mengembang merapat  dibuat seolah olah it's doesn't matter.. 

"Assalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarakatuh!" 
Kedua kalinya Nada suaraa mulai meninggi!. 
Barulah kemudian segera Thorik sahut dengan menarik nafas dalam. 

"Wa'alaikumussalam warohmatulohi wabarakatuh". 
Nafas nampak terlepas lega. 
"Pripun"? Logat halus jawa menjawab. 

"Kenapa di hapus itu message? Dengan intonasi kesal. 
Mau ngomong apa? 
Ayo ngomong!. 
"Lo kenapa Nelpon jam segini?", sambil Thorik mencoba mengalihkan pembicaraan. Yaa udah, lagi ngaji ya? Emmm. 
Ta matiin ni? Timpal Nahdoti dengan diksi lain.... 
... 
Beberapa menit lalu kebetulan Thorik sudah menyelesaikan rutinitas selepas Magrib usai berjamaah menjadi bagian dari Marbot adzan, qomat dan Imam sekaligus. saat itu di samping kanannya juga ditemani Mas Al 
.... 
"Bagaimana,? Bagaimana...? Thorik Menimpali. Lalu Nahdoti mulai berbicara perlahan. 

Kenapa kok akhir akhir ini storymu harus berbeda seperti biasanya? 
Padahal sebelum sebelumnya belum ada seperti itu kan? Jangan gitu dong! 
Aku kan merasa bersalah? Jika terus terus begitu aku semakin menyalahkan diriku sendiri. 

"Tidak ada! itu story bahagia semua, sudah lama kan aku belum update story?" Pertanyaan nya coba di Giring Thorik. 
"Bo'ong! Jawab, dan katakan saja M*s, ada apa?" 

Hmzz khem khem... Suara terKrem-krem Mas Al menggoda percakapan, ssssttt... Ssssttt.. Sambil tangan kanan bergerak mementil pahan dengan karet merah muda. Ssssttt ssssttt 'tedok tedok!' Liriknya dengan bahasa lombok, yang berarti (Diam!). 

"Kok ada suara orang situ,? sama siapa ?" Teman. 
Teman yang kemarin? 
"Bukan! Ada teman satunya yang besok mudahan bisa dapat menggantikan posisi sekarang.
 
Tanpa sadar harus berfikir panjang guna mengalihkan pertanyaan sensitif awal, perlahan tuhan memberi Jalan melalui teman walau dengan tingkah tingkah konyol emm.mmmm ya.. Mengganggu juga sih!?"  tapi membantu.! Hee. .....Thorik Menghibur diri ".

Duduk bersilaku masih tetap tidak nyaman, badanku goyang seperti mendengar irama musik maulana arrumi. Padahal....salting! nervous, bercampur Sari sebenarnya.
Kok bisa, walahan hanya voice semata?. Bagaimana jika pertemuan nyata dengan tatap tatapan mata dan muka?! Ah..jangan.! Kutepis dg lambaian tamparan. Jangan bayangkan!!! 
"Lagi lagi Thorik merasa heran"...... 

"Saya sudah memberitahukan dirimu kepada Mas Din "(Nama Sebutan Calon Bojo Nahdoti)", tentang hubungan kita sebelumya, dan saya rasa ia sudah memahami hal itu, Jika ditanya soal perasaan terhadap sosok yang sekarang siap menemani susah bahagia ku maka tentunya jawabannya, belum bisa sepenuhnya.

Namanya juga dijodohkan!? Tapii insyaallah seiring berjalannya waktu seiring bergulirnya siang dan malam, mudahan bisa menyesuaikan dan menjadi pasangan sepenuh hati mengabdi padanya." Luapan hati Nahdoti ia sampaikan lepas. 

Ingat.! Bagaimana pun juga pilihan orangtua itulah yang terbaik! Yakinlah. tidak ada orang tua yang tidak ingin melihat anaknya bahagia."
Thorik berikan semangat mengokohkan hati Nahdoti layaknya Bersaudara biasa".
.... 
Ada Aura-aura melampiaskan, dari diksi narasi kalimat yang tersusun demikian, akan ada luapan perasaan sebenarnya terjadi dialaminya sampai voice call kali ini, walaupun 3 Hari Lalu dalam short message nya baik baik saja....

"Waduh! Gak baik nih situasinya". Hati Thorik masih was was, takut akan merugikan ikatan orang lain,"  bisik ucapan itu.

....
Percakapan panjang hampir isya  berkumandang, disela sela itu tiba-tiba beberapa kalimat Thorik utarakan tanpa sadar membongkar kejiwaan yang sengaja ia pendam. 
.... 
"Tu kan bilang apa tadi!? Makanya besok kalau sudah ada yang tepat, ungkapkan saja. Jangan dipendam pendam terus nanti tambah sakit, Akhirnya menyesal." 

Nampaknya Nada nasihat meninggi dan masih perhatian mengingatkan Mas Thorik.

"Jalan hidupku memang demikian sudah pernah pengalaman pada kaum hawa selainmu" 
jawab tegas Thorik.

"Tetapi jangan begitu juga kalau sudah fix ready langsung ungkapkan serta jelaskan kesiapanmu tanggal tahun hari juga bila perlu, supaya kamu bahagia tanpa gundah gulana" Kedengeran Nahdoti Ng-Gas! 

AC kamar bergerus gerus husshh sshh,, kakinya berselonjor, bersila, demikian terus berulang. dua gaya itu mengirim sinyal bahwa nervous masih bersemayam melekat lengket hingga tombol merah LCD HP tertekan. 
... 
"M*** Say***tiittt(sensor) ... Tolong jangan begitu lagi yaa,? InsyaAllah nanti akan ada mungkin yang lebih baik dari aku, dan inget jangan terlalu terbawa cukup lama perasaan itu. 

Sebenarnya, aku juga tidak mungkin langsung ada perasaan nyaman cinta, seperti bersama waktu lalu. namanya juga pilihan orang tua jadi mau ataupun tidak mesti harus dijalani walaupun jujur aku baru saja bertemu secara langsung dua atau tiga muwajhah empat mata sampai hari dimana matahari terbenam sore tadi". 
..... 
Ceritranya membuat tenang sejenak hati ini juga membuat tanda tanya besar dalam satu kata indah terucap langka tentang 'say***' disengaja atau keceplosan telinga mendengar nya jika bukan pada event urgent terpercaya dan benar benar cinta.
Mmmm Senyumm Thorik berseri.
..... 
Baru saja ia ingin melanjutkan, langsung percakapan via voice call ku potong dan plesetkan jauh dari keadaan keadaan...  

"Sudah Adzan! Sudah Adzan! Sudah Selesai meh Sholat sek. 
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarokatuh."

Prakkkk pkkkk.. Smartphone nya tergeletak memantul beralas bantal. segera ia beranjak keluar menutup pintu utama. 
Sreeetttttt..... 

#FokuskuSirna
#MenuliskuSebabMerdeka


1 Komentar untuk "Sandekala, Bainal Magribh Wal Isya'"

  1. Aku bacanya kok tiba tiba air mata ini menetes yaa . Allahu akbar..

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel