Selendang Peri di Senja Hari II
Kamis, 25 Maret 2021
2 Komentar
Melanjutkan artikel sebelum nya, mohon diinget dan dapat dibaca ulang part I nya supaya sejalan. Maturnuwun pembaca budiman __
"Woi...! Tupai!. Sepandai-pandai mu melompat.
Ingat, pasti akan kamu jatuh sewaktu waktu juga". Dasar tupai gak ada akhlak! ". Teriak Thorik.
" Hikss hiksss.... Guyu Nahdoti terbahak-bahak mendengarkan.
"Makannya yang banyak Mas. Supaya pipi
bakpao itu tetap seperti sekarang adanya. Jangan dikit-dikit mengurangi forsi lah, gak doyan makan lah.! Nanti malah repot, aku kepikiran terus asbab musabbab ini". Ujar Nahdoti.
....
Mangkok bundar bermotif hijau tua menyerupai daunan warnanya. terisi bawang
bombay, ayam goreng dan telur yang bercak bumbu kecap kental dengan nuansa khas menu dari cafe memenuhi mangkok Thorik. Sedikit nya Thorik hanya menyendok 5-7 suapan masuk ke mulut nya.
Thorik melahap dengan forsi tidak biasanya, ia menikmati dengan wajah tegang seolah
pertemuan saat itu sudah mewakili perut lapar nya. Siang itu harusnya forsi makan Thorik lebih berselera, sebab sedari pagi belum sarapan memasukkan nasi kedalam perutnya. Ia hanya mengisinya dengan sewadah tatakan dilapisi daun pisang berisi ketan putih bercampur parutan kelapa yang diguyur gula merah Jawa.
Makanan itu disuguhkan oleh sosok yang
dianggap ibu, teman sekaligus Guru oleh Thorik yang beberapa menit lalu ia menikmati bersama hidangan teman kelasnya itu di sebuah tempat kediaman perguruan pendidikan anak usia dini atau yang biasa disebut kebanyakan orang yaitu sekolah TK. Hal itu di manfaatkan dan nikmati Thorik sebelum kemudian beberapa menit kedepan menemui Nahdoti di tempat yang dirasa Thorik menunggu terlebih dahulu, yakni di bawah keteduhan pohon trembesi kemudian bertolak bersama ke sebuah cafe.
....
"Bagaimana bisa kau mengiyakan hal itu, kok
bisa gitu? Mungkin ada Jawaban yang hanya menurut hatimu jangan berdalih tentang yang
sudah sudah. Menurut pandangan yang kau alami.? Monggo dijawab?." Pertanyaan terpendam itu Thorik ungkapkan Tegas Terarah setelah duduk santai.
" Emm bagaimana yah menjawab pertanyaan
itu Mas...? Sek..sek...Aku gak bisa jawab! Aku tidak tau caranya memberikan Jawaban
relevan tentang ini?. Maaf, sementara belum bisa, kasih saya menarik nafas dulu. Sungguh!. "
.....
Next___>>>>>
Yaaaaaah, tuhh kaan harus menunggu berapaa lama lagi thorik???
BalasHapusTerimakasih kak, sdh membaca coretan dari orang yang belajar menulis ini
Hapus