Selendang Peri di Senja Hari III

Sudahkah membaca Bagian Sebelum nya yaitu part II ?___
>>>>>
....
Kepalanya tertunduk beberapa detik, sembari mengambil nafas, matanya terlihat ingin 
mengeluarkan sesuatu tetapi kekuatan jiwanya menahan kuat. Perlahan ia meraba sedari tangan memegang masker yang menempel menutup mulutnya. Nahdoti mencoba mengangkat dagunya yang tadi menukik kebawah menghadap kaki meja. Perlahan ia mencoba dan mencoba membuka kemudian melepas maskernya yang masih tergantung tali pengait.. 

"Okay.! Mungkin pertanyaan itu belum tepat 
atau Kalau tidak bisa dijawab. Pertanyaan nya akan saya ubah: Kenapa harus bulan ini? kenapa harus memilih tahun ini?
Atau kenapa juga di usia saat ini?
Padahal banyak wanita-wanita Jawa yang belum memutuskan di usia yang menurut saya secepat ini?!
Banyak tuh disekeliling saya. bahkan yang saya kenal juga belum melepas lajangnya sebelum mafan dengan kondisi hidup. Bahkan ada yang mengatakan harus ini lah, karier tercapai lah, tabungan juga tepat lah". Thorik mencecar Nahdoti dengan penuh penasaran. 

"Mas..! Saya pernah bertanya kepada sepupuku; beliau yang usia jauh lebih senior 
daripadaku. Mengatakan: Mba' bagaimana jika ada orang yang datang meminta menghalalkan, menurut jenengan (kamu) bagaimana?." Tanyaku. 
... 
Suasana percakapan itu kian hangat bersahaja, ditambah dengan Irama musik Cafe yang mendukung penuh, dalam setiap bait reff lagu menambah indahnya obrolan panjang diselimuti senja. 
... 
"Begini yah, kalau Mba'mu ini diizinkan 
menjawab dengan pengalaman dahulu; Sepengalaman yang saya jalani pada tatanan 
ini, hingga aku juga menikahnya diasumsikan agak telat. gara-gara ada sosok lelaki yang datang meminang, ia datang baik-baik meminta ke keluarga, menginginkan dan memohon supaya dia dapat diterima menjadi 
bagian dari harim ana kelak. 
Nihil, Hal ikhwal baik itu saya tolak dengan cukup halus dengan alasan: Ngapunten Sanget (Mohon Maaf) , "Sementara belum siap"!. 

"Semenjak peristiwa tersebut hingga waktu 
mulai berlarut-larut, orang yang saya harapkan, orang yang saya inginkan sebenarnya, mulai pudar perasaan hatinya perlahan, hingga pada akhirnya ia hilang entah kemana tanpa alasan tak jelas. Ia tidak lagi memberi kabar. nomorku, kontakku diblokir, sosial mediaku semuanya di takedown sendiri. tidak muncul diberanda Story. 

Foto-foto nya tak mampu terlihat, bahkan 
pertemanan-pertemanan lain yang terjaring denganku juga tidak memunculkan dirinya, lenyap begitu saja. Barangkali lelaki harapan mbakmu itu lenyapkan diri dan tidak ingin melihat diriku yang sudah membukakan pintu lelaki lain yang aku tolak demi sayangku pada-Nya. namun aku tak sempat memberikan kabar saat itu, dikarenakan Smartphone ku error. 

Maka kejadian itu mungkin teguran Tuhan atas sebab menolak kebaikan orang lain, hingga saat ini perasaan menyesal itu tersemat berkelanjutan walau tidak setiap saat." Nasihat haru Fitri ke Nahdoti.
...
Next_____>>>>

Belum ada Komentar untuk "Selendang Peri di Senja Hari III"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel