Selendang Peri di Senja Hari ~V~

Baca dulu part sebelumnya, agar tidak gagal faham. Tampi Asih. 
___>>>
"Tetapi kan segala ketentuan yang 
menjalankan adalah gusti Allah. Manusia ibarat wayang wayang rapuh lemah yang dapat digerakkan oleh dalang semata to..? Jodoh sudah tergariskan sejak ruh pertama kali ditiupkan. Jodoh, Mati, Rizki sudah diatur. " Thorik memotong pembicaraan.

"Mas.! Takdir itu ada dua: takdir mubram dan takdir muallak yang dapat diubah dan tidak bisa sama sekali. " Thorik tertunduk kembali mendengar penjelasan Nahdoti. 

"Disisi lain Ibu juga mendatangkan lelaki itu padaku, mendatangkannya kira-kira sejak Januari awal tahun dua puluh dua satu. Berharap beliau sebagai teladan yang baik akan memberikan pelajaran kepada anak-anaknya bahwa kebaikan itu ada pada Ridha nya orang tua. Semenjak ketika almarhum Ayah meninggalkan kami. Beliau, Ibulah pejuang tangguh. Beliau yang mengurusi dan menghidupi kakak dan adik adikku hingga aku dan adik-adikku sebesar sekarang dan bisa sekolah menjadi orang berjiwa pejuang". 

"Almarhum Ayah merupakan sosok yang kami kagumi, beliau mengabdi pada negara sejak masih muda hingga kami anak-anaknya terlahir ke-bumi dan beranjak dewasa. Namun apalah daya takdir berkata lain Beliau meninggalkan kami untuk selamanya menuju syurgaNya Gusti Allah SWT yang maha Cinta. 

"Peristiwa pilu itu terjadi, ketika kami semua masih berusia remaja sedang haus-hausnya membutuhkan kasih sayang malaikat bernama Ayah. Aku, kakakku Akbar, adikku Sella dan Azam mengalami kesedihan luar biasa namun atas nasihat sosok ibu terhebat kami semuanya dapat diredakan dengan terkendali. 

"Sebuah peristiwa yang takkan kami lupakan uraian kisah cerita dari sang Ibu, ia mengisahkan bahwa: "dulu sebelum Ayah menanggalkan atribut prajurit beliau untuk selamanya. "kakak Akbar kadangkala di bawa ke Perbatasan- perbatasan Indonesia untuk bertugas menjaga kedaulatan negara kadang pula dititipkan ke Mbah (Nenek & kakek). Bahkan pernah suatu waktu ketika Ayah terbang keluar Negeri menjalani kedinasan ke timur Tengah yaitu tepatnya di Negara Lebanon. dengan misi dan tujuan mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ibu dan kakak tidak diizinkan untuk menemani karena akan beresiko jika keluarga diikutkan terjun menemani. " Nahdoti menceritakan perkataan ibunya. 
.....
Lebanon adalah negara yang paling sering mengalami konflik perang saudara sejak 1975 bahkan sebelum nya ketika Masa Dinasti Ottoman hingga konflik terjadi pada presiden saat ini. Misi itu diikuti oleh seluruh prajurit pilihan dari setiap masing-masing Batalyon yang ada dalam suatu Negara lain untuk dapat andil mengirimkan prajurit-prajurit terbaiknya dalam rangka menjaga perdamaian dunia yang diinisiasi oleh PBB. 
Indonesia mendapatkan jatah mengirimkan kurang lebih 75 prajurit tercerdas, termasuk Ayah Nahdoti didalamnya semua tergabung dalam kontingen garuda (Konga) dengan dipimpin Komandan tim yaitu sosok Ayah Nahdoti sendiri. 

Selama kurang lebih 6 bulan lamanya para prajurit akan melaksanakan perdamaian di titik titik tertentu membantu yang membutuhkan dan mendamaikan yang perang, sesuai misi utama. 

Dari Seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pelepasan hingga penarikan prajurit kembali tersebut, dapat dengan mulus Ayahnya jalani dengan berhasil cukup memuaskan seluruh rekan-rekan anggotanya lebih-lebih negara, hingga seluruh kontingen kembali tiba ke tanah air dalam keadaan sehat wal afiat kuat dan semangat.
.... 

"Mas.!" "Kami tidak lagi menikmati hidangan 
Soto pinggir jalan langganan Ayah yang setiap pulang tugas selalu menyempatkan diri dan keluarga bernostalgia walau tempat tidak mewah seperti keluarga dengan kemewahan diluar sana. 

Next_____>>

Belum ada Komentar untuk "Selendang Peri di Senja Hari ~V~"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel