Sudut Pojok Akhir Kopi Tjarik (Part-Penutup)


Tulisan (terakhir) cerpen ini lanjutan dari sebelumnya dengan tema "Pojoksatu Kopi Pak Tjarik" Simak secara seksama________
.... 
Keheningan itu tak lagi sunyi ia samar 
tercampur ributnya suara minyak goreng 
menggelitik di dalam dapur bangunan pojok masakan kopi Pak Tjarik. Pelayan-pelayan menebar senyum ke setiap meja-meja pelanggan Kopi sembari menyodorkan telo goreng spesial pilihan. 
....
"Mulai sekarang, mari kita jalani kehidupan 
dengan normal. Kalau ada apa-apa, mohon berkabar siapa tahu aku bisa bantu atau nanti jika ada kesempatan lebih aku akan datang sendiri ketempat Mas".

" Kemana? Ke rumah kampung halamanku?. " 

"Iya! "

"Uedann! , ngawur kamu ini.! ". "Tidak boleh? "." 
Emm boleh sih, welcome! ".Thorik tertunduk was was mendengar statement itu. 

"Nanti iii..... Dimasa depan kelak jika aku 
diberikan umur panjang, akan aku ceritakan kejadian hari ini pada anak cucuku bahwa dulu: ibunya pernah mengagumi sosok lelaki hebat baik dan beradab. 

***Senyumnya manis, kebaikan-kebaikannya 
tiada dua, canda receh nya menghibur jiwa ibumu muda dahulu. Nasihatnya tentang Agama, tak kalah penting meluruskan tingkah laku/cara ibu muda dulu, menjalankan perintah Agama, ia tanpa pamrih dan sungkan terus ingatkan jika keliru. Teringat Ibu dulu, tatkala melaksanakan sholat maghrib 3 rakaat, "beliau" sosoknya berada tepat dibelakang tiang Masjid menunggu. Ia juga memperhatikan ibu dalam setiap gerakan sholat, mulai dari takbir hingga Salam. 

Selepasnya ibu melipat muknah yang ibu kenakan, tidak lama beberapa saat kemudian bertanya: "Kamu NU kan? " "Njih! ";

"Tau apa Mazhab yang dianut NU?;, 

"Ahlussunnah wal Jamaah ala mazhabil imamissyafii'. 

"Itu kan kamu mengerti jelas";

"Maksudnya bagaimana?. ". 

"Jadi begini? Didalam sholat seorang perempuan wajib tentu harus menutup aurat-auratnya, kecuali muka/wajah. Sebab kening itu bagian dari rukun sujud. Namun yang saya perhatikan tadi, kenapa kau tidak memperhatikan tanganmu yang kelihatan ujung-ujung jarinya saat sholat tadi? " 

"Masak sih?! Yaampun yaa Rabb, ampuni hamba.. Kan tidak ada hukum bagi orang yang tidak tahu?". 

" Iya makanya ini saya kasih tahu. ".

Setelah itu ibu mengulangi sholat maghrib nya dengan penuh ikhlas diri berserah pada ilahi rabbi". Nahdoti tutup penuturannya. 
***

"Saya mungkin sedikit akan berbeda dengan pemaparan dan ceritamu dimasa mendatang. Kalau aku akan mengatakan pada anak keturunanku peristiwa dari kisah ini, dengan cara lebih modernis, agar bisa dijadikan pelajaran dan sumber inspirasi bahwa ayahnya adalah sosok pengagum wanita bersuku jawa, dengan kebaikan serta kelembutan juga keikhlasan hatinya membuat ayahnya rapuh, serapuh-rapuhnya hingga ia melampiaskan nya pada bantuan dua jari jempolnya yang setia mengetik nya menjadi sebuah agenda pribadi. 

Nanti anak cucu keturunanku akan aku perintahkan mereka untuk membuka website dengan alamat situs https://https://ibnumarifmedia.blogspot.com/  bacalah seluruh rangkaian perjalanan ayahmu ini nak dari artikel tulisan terlama. Liat yang menunjukkan tahun 2021 periode bulan Maret hingga April. Coba kamu baca dengan seksama dan simak dengan baik setiap diksi diksi kalimat yang tersusun jika ada yang tidak difahami tanyakan ayah langsung. tetapi kamu jangan skip-skip juga membacanya, InsyaAllah tulisan tulisan ayahmu itu menarik dan penuh edukasi dan bisa kamu pelajari. "...

"Nah begitu cara Saya untuk menceritakan ke anak cucu keturunanku kelak. Bedakan?. " 

"Iya, iya mas memang jagoo...ngelesnya. saya akui. Terus-terus tadi saya perhatikan kayaknya Mas mau ngomong tapi tak mampu suarakan dan lebih menghargai ceritaku berakhir. Monggo Mas Suarakan ulang!. " Nahdoti Masih duduk tegap sembari mendengar penjelasan selanjutnya. 

"Baiklah kalau begitu, bagi saya kondisi ini tidak membuat saya bahagia maupun menyesal, saya hanya akan terlena jika mempelajari sebuah ilmu pengetahuan yang orang orang mengenal nya dengan *Ilmu dalem (Ilmu Bathin) *. Mungkin ini wejangan untukmu. hal ini pernah saya tuliskan di hadiah hari lahirmu tertulis font kaligrafi disamping foto vektor yang saya berikan. Tulisannya kalau dibaca: 
#  من عرف ربه فقد عرف نفسه ومن عرف نفسه فقد عرف ربه #
"Artinya apa Mas? "

"Barangsiapa yang ingin mengenal Tuhan nya 
maka ia hendaklah mengenal dirinya dan barangsiapa yang ingin mengenal dirinya hendaklah mengenal tuhannya".

" Oleh para kalangan sufi sudah familiar dengan kalimat ini, siapa tahu sebagai sosok istri yang belajar menjadi sholehah ahlul ibadah juga dapat membantu suaminya, minimal dengan banyak banyak melakukan tirakat mendekatkan diri pada sang Maha kuasa Allah SWT sewaktu-waktu ditinggal dirumah sendiri. Bagi saya semoga hal itu dapat menjadikanmu sebagai seseorang yang tingkah lakunya dapat ditiru anak-anaknya, sifat arif bijaksana nya dapat mendamaikan keluarga yang berselisih, pendapat tentang agama atau paling tidak menjadi panutan pioner perubahan dalam berjalan mengarungi agamanya Allah SWT... Amin. "

"Aminn." Nahdoti mengaminkan dengan lembut tulus.

"Saya rasa kita cukupkan obrolan ini, aku khawatir dengan Mba' Nur dan Mas Shobah yang sudah lama menunggu sedari tadi, mungkin kopinya juga sudah habis diseruput. "

"Njih, monggo lain waktu mudah-mudahan dapat kita lanjutkan kembali. "

"Amiinn".. Tutup Thorik. 

..... 
Langkah kaki itu terayun bergilir pasti. Tangan itu masih terlihat kaku seolah tak dapat menggenggam jari jemari. Keputusan yang sudah bulat tak dapat diganggu gugat oleh seruputan kopi plus susu bahkan madu, gula manis sekalipun. 

#MenuliskuSebabMerdeka

2 Komentar untuk "Sudut Pojok Akhir Kopi Tjarik (Part-Penutup) "

  1. Setelah itu si thorik bercerita kepada nahdhoti bahwa dia mau terjun ke dalam jurang hahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maklum kak, perasaan thorik msh terdzalimi Hikhiks..

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel