Desiran Pasir Hitam Pantai II
Jumat, 23 April 2021
Tambah Komentar
Tulisan ini kembali dipublikasikan, mengingat
banyak yang penasaran tentang kelanjutan judul sebelumnya: DESIRAN PASIR HITAM. Silahkan simak kembali-->>>
.....
Pagi hari selepas matahari menajam tinggi
masih terdengar suara gemuruh ombak laut Kidul, hari itu bertepatan dengan jumat kliwon yang artinya tidak seperti pada umumnya lebih mengeluarkan aura nuansa energi sakral dari biasanya, kondisi suasana pantai selatan di hiasi dengan pohon-pohon ketapang dimana lokasi area tersebut terdapat home stay beragam simbol atribut dengan nama berbeda-beda yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk singgah.
Sarapan pagi dengan daging lemak sapi
memenuhi rongga mulut pagi itu, dengan bersandar pada kursi goyang menghadap perbukitan diujung timur, nampak terlihat mengecil dipandangan mata Vila-vila ditebing tinggi yang berjarak, tak jarang terlihat banyak pepohonan Cemara menutupi keindahannya, dibalik itu banyak rerumputan hijau hingga bangunan-bangunan yang berdiri kokoh menghimpun.
"Mas Rof! Ini sarapan lo? uenak tenan. daging
sapinya empuk, yakin deh! kamu akan ketagihan, coba saja!. " Mas Joe menawarkan.
"Mas, beliau itu kalau makan daging tidak kuat
giginya mengunyah."
"Hahahha...masak sih kayak kakek-Kakek
kehilangan gigi rahang, menelan setiap makanan tanpa dikunyah? "
"Maksud saya kalau ditawarkan daging atau
yang sejenis, mau sapi, kambing, ataupun onta sekalipun gak bakalan di jomet Mas. "
"Laa.. Berati gak jadi nih kita mampir kuliner-an kalau beliau tidak doyan begituan. Padahal
yang terkenal disini itu? Sate kambing, juga sate sapi lo? Setiap pengunjung pasti akan mampir bagaimana pun sibuknya. "
"Makanya, Mas harus cari pesenan lain atau
tempat yang rekomended buat beliau dong, agar perut itu tidak sengsara, hahaha. "
" Emmm.... gak juga, tapi ikan karper bolehlah.
Nanti kita beli dan panggang dipinggir laut beralaskan daun pisang apalagi sambil ngopi pasti asyikk, terus tiba-tiba ada cewek lewat sekalian kita ajak, itung-itung Shodaqoh. " Mas Rof Alih-alih masuk pembicaraan.
Obrolan itu kian asyik, yang digiring mengarah
pada masakan kuliner dan perkara lingkungan wisata. Mereka bertiga dengan rilex sembari menikmati hiburan tontonan natural wekeend diujung upuk muara laut pasir hitam itu, tak terasa beberapa menit lagi akan tiba waktu jum'at menyapa para penganutnya.
Thorik kembali tergopoh gopoh dan terlihat
mengingatkan dua rekannya, "Hayoo bergegas! Sudah mau Adzan pertama jum'at! kita segera berangkat bareng menuju masjid diseberang jalan yang menghadap Tugu itu. "
....
Masjid itu terlihat usang, atap dan kubahnya
nampak segera ingin di renovasi, semakin mendekat seperti tak pernah terawat oleh penduduk sekitar yang bermukim. Bangunannya bersanding dengan asesoris pedagang kaki lima demikian juga tersambung gentengnya dengan terpal penutup gerobak itu.
Nantikan cerita selanjutnya.... ~Next~
Belum ada Komentar untuk "Desiran Pasir Hitam Pantai II"
Posting Komentar