Gemuruh Ombak Sunyi Pantai (Bag-1)
Postingan sebelumnya tak terlepas dari yang pembaca scrool saat ini~~~
.....
Suara gemuruh ombak tak mampu menampih
Gema iqomah.. "Allohu Akbar, Allohu Akbar..... Asyhadu Anlaailahaillah..... Asyhadu Anna Muhammadan Rosulullah..... Hayya alassholah..... hayyalal Falah..... Qodkomatissholah, tu Qodkomatissholah..... Allohu Akbar, Allohu Akbar..... Laa ilaha illallah.",
Ibadah jum'at mereka berjalan mulus sampai
salam oleh imam, walaupun hari itu menunaikan ibadah jum'at nya dibawah sengatan terik matahari mengancam ujung kepala hingga kaki.
.....
Muka melas Mas Joe keheranan nampak
terlihat "Mas? Kok, tadi aku memperhatikan ada jama'ah datang bergabung pada rakaat kedua, itu bagaimana sih secara agama menghukuminya?"
"Kamu yakin? " Dengan nada lembut lirih Thorik bertanya kembali.
"Seriuss! Sumpah. Masak iya, saya harus bohong. "
"Berati solat jum'at mu tadi...,.
Okay! Jadi begini memandang dan
menginterpretasi suasana seperti, saya akan menjawab sesuai dengan apa yang pernah saya pelajari tatkala duduk bersimpuh dihadapan Kyai semasa nyantri dulu.
Dalam kitab Ianatuttholibin yang membahas
Bab Sholat, menerangkan: jika dalam sholat jum'at seseorang datang terlambat atau tidak ikut sedari awal raka'at pertama maka ia termasuk dalam kaidah yang mengatakan sholat yang dikerjakan memang sholat jum'at namun hakikatnya ketika imam sudah salam maka ia harus menambah rakaat seperti pada bilangan sholat biasa dzuhur.
Jadi sholat jum'at nya tetap sah tapi
diibaratkan pekerjaannya itu sejatinya harus mengerjakan sholat dzuhur bila ia masbuk dan tak perlu mengulang dari awal hanya melanjutkan saja rakaat.. 'Sholla Walaa Nawa, Nawa Walaa Sholla'.
Begitu kurang lebih jawaban yang saya sendiri
tidak bisa menjelaskan lebih detail karena pemahaman saya yang awam cukup memahami sampai disitu. Jika mau lebih? mari kita nyantri kembali. Hee.. ".
.....
Awan kian merapat berbaris menutupi langitcerah itu, perlahan dengan dibawa rotasi bumi ia mulai menyelimuti perbukitan disudut tebing villa nun jauh diatas lereng pantai. Para Wisatawan juga pemandu guide mulai berhamburan meninggalkan persinggahan indah dibawah Payung teratak berukuran Bundar dengan diameter dapat menaungi dua pasang kekasih hati terletak dibibir pantai terpajang terbuat dari batang potongan pohon kelapa dengan tiang bambu beratap daun kelapa tua.
Rumah-rumah makan terlihat sibuk dengan
tamu-tamu yang singgah mengisi perut keroncongan nya, kadang ada yang terlihat hanya memesan es degan diatas meja itu sebagai penghilang haus dahaga.
.....
~~~Next.....
Belum ada Komentar untuk "Gemuruh Ombak Sunyi Pantai (Bag-1) "
Posting Komentar