Malam Indah Kesunyian ~IV~

Masih dengan coretan anak pena ingusan. Monggo part sebelumnya disimak terlebih dulu.

..... 

Angin Malam berhembus bak terbawa makhluk halus ikut hinggap pada sela arah mata angin yang membuat merinding bulu-bulu disekujur pundak, lebatnya pucuk-pucuk bambu itu menukik ke badan jalan menyentuh atas atap permukaan kendaraan roda empat berlalu lalang. 

.....

Pemukiman warga asli nampak tertelan gemerlap ditutup pepohonan. Tampak Gang-gang berplat dengan ditandai Blok berlalu terlewatkan, mereka bertiga terlihat memandang liar posisi pemukiman teman lama itu tertuju pada Blok dan rumah yang mana yang akhirnya memutuskan menyambungkan dengan video call langsung, tidak berselang lama akhirnya dapat diketemukan dengan senyum sumringah layaknya anak rantau yang baru saja menemukan hal baru yang hilang dari peradaban antar sesama suku yang lama tak bersua. 

... 

Kini terlihat dalam sebuah rumah kontrakan minimalis terisi empat orang perantau ulung melepas asa indahnya pertemuan "Alhamdulillah, Allah kembali mempertemukan kita meton setelah lama dulu kita bersama di kota pelajar, pusatnya para Raja-raja Mataram dan ibukotanya Negara pertama yaitu jogja. Jujur saya sudah lama tidak bertemu dengan rekan-rekan lombok, beberapa minggu yang lewat saya rindu akan pertemuan, rindu akan Bahasa indah suku khas Sasak kita, rindu akan beberok/pelecing kangkung yang dibuat dan digiling secara mentah tomatnya. 

Saya rindu kelak kandok sayur Kelor sambel totok dibubuhi irisan jeruk nipis... Namun akhirnya Allah ijabah hajat itu melalui kedatangan teman-teman, sahabat-sahabat yang alhamdulillah berkenan mendatangi ke kontrakan kecil seadanya, yang jika lelah beristirahat namun juga jika ngantuk saya rebahkan badan ini diatas tikar tipis ini yang kebetulan beberapa hari yang lewat dibawakan langsung dari Gubug gempeng lombok yang alhamdulillah dapat digunakan menghangatkan dan menyangga badan mungil ini. " Tutur Mas Yon. Nama kawan lama itu. 

"Rumah kok dibilang kecil sih Mas!? Ini mah ada dua kamar dengan teras lengkap juga tanah lapang lahan parkir lumayan cukup., ditambah dengan kamar mandi dan dapur, apalagi ini ada kulkas segala.? " Timpal Mas Joe. 

"Hmmm... Orang dengan wawasan luas memang selalu berusaha merendahkan diri agar tidak terkesan menjadi hamba-hamba yang kufur atas nikmat, bukan begitu Mas Rof!? "

"Emm... Demikianlah ketika beras merah dengan masa panennya akan lebih indah jika menggunakan peralatan tradisional untuk memanen. "

"Lo mas mas... Gak nyambung! . " Mas Joe kembali menggoda fokus.

"Mas tahu beras merah,? Tahu, bagaimana manfaatnya jika dikonsumsi? Tahu, didaerah mana yang hanya akan menghasilkan hasil panen yang baik?. "

"Diatas permukaan tanah dibawah pusaran langit.. Hee. "

"Terus.. Terus Mas dilanjutkan bagaimana filosofis beras merah itu. " Mas Thorik Menengahi. 

"Hmm.. Hmmmm... Beras merah mengandung karbohidrat yang cukup sedikit dari beras biasanya, cocok untuk penderita dengan glukosa tinggi dan cocok juga bagi mereka yang ingin melangsungkan pola diet dengan mengurangi nasi Putih. "

"Mulai nih... Mulaii... "

"Diam dulu, saya lanjutkan ini. "

"Yaa, Mas. Biarkan Mas Rof menuntaskan hingga selesai. " Sahut Thorik. 

"Yaa... Demikian jika dirunut dari segi polarisasi makanan, namun bagaimana dengan tumbuh kembang yang baik bagi beras merah, apakah disembarang tempat yang airnya melimpah dengan irigasi teratur? Tidak tentu.! Misalnya kalau di Lombok Timur tempat subur dan menghasilkan panen yang sempurna terletak dilereng gunung rinjani, Sembalun tepatnya yang menjadi lumbung beras merah yang cukup baik. "

"Lantas hubungannya dengan pernyataan Mas Yon tadi apa?! . " Pungkas Joe bagai gayung bersambut.

..... Next~~~

Belum ada Komentar untuk "Malam Indah Kesunyian ~IV~"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel