'Sajak-Sajak' (ku) Terlena

Mendidih darah pada seluruh pembuluh tubuhku, 
       aku bilang. Teraturlah! 

Bergemuruh petir menyambar, 
       Aku kata, berdo'alah! 

Merapat awan dilangit Biru gelap gulita merintih meneteskan deraian air mata
       Aku angkat tangan, tenanglah! 

Mengering ku pandang dedaunan indah dipinggiran, 
       Aku pikir, dia butuh kesejukan. 

Terlihat goyang kendaraan melewati jalan setapak. 
       Asumsiku, masih membutuhkan perhatian. 

Meronta ronta gigi Graham menggigil.          
       Kataku, mungkin ada serat daging yang tersesat. 

Berkunang mata memandang ranting-ranting itu, nafas sesunggukan sesak didada, terkepal tanganku memberontak lambai. 
Perasaanku tetap tenang dan bahagia, Sebab alam ikut berpartisipasi menyambut dua insan melaksanakan perintah Tuhannya. 

Detik-detik itu membuatku gemetar sembari berucap: kebaikan dalam hidup tidak dapat dianalogikan dengan spontan, kepastian menjalani-nya adalah fakta nyata bukan di reka reka apalagi banyak retorika. 
Semoga menjadi keluarga bahagia. 
Fiddini Hasanah wafil akhiroti hattaljannah

#MenuliskuSebabMerdeka

Belum ada Komentar untuk "'Sajak-Sajak' (ku) Terlena"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel