Hari, H-ah Tiba dan H-ah Tiada -7-

Cerpen ini masih terpaut pada tema sebelumnya, maka lebih memahami jika dibaca terlebih dahulu. 
~~~
==>>>>>>>
Keduanya berjalan pelan mengikuti tempo 
gerakan para hadirin tamu keluarga yang akan berpamitan kembali pulang ke kampung halaman masing-masing kepada kedua mempelai yang berbahagia, setelah sekian lama mengikuti prosesi Praacara sejak pukul 9.00 hingga usai 11.00 WIB. 
.... 
"Mas- Mas! " Sahut penyambut tamu yang melihat keduanya lewat sembari menawarkan cinderamata pernikahan juga tidak lupa dengan santun tutur kata "Mohon Sekalian diisi buku tamunya, Njihh.? "
"Oh.. Iya. Ngapunten  Mba' sampai terlewat tadi gak keliatan sih nje? " 
Dengan merasa keheranan dengan wajah mengkerut " Maaf, perasaan kami disini dari tadi duduk, kok.! " 

"Gak keliahatan Senyum nya, maksudnya Mbak! " Mas Joe kembali Guyon, dengan niat memberi hiburan pada Thorik yang sudah berdiri menunggunya usai mengisi buku tamu. 
.... 
Setelah mengisi kolom alamat dibagian baris akhir dan meletakkan bolpoin kembali, tetiba teman Thorik yang mengabarkan tadi berdiri dengan HP ditangannya sontak dengan liriknya "Masss.!! Mass.. Woe Mas!!! ." Ia hanya memanggil sebutan itu saja tanpa menyebutkan nama, sebab ia sudah ingat, jika Thorik datang tidak boleh ada yang menyapa sebelum bersalaman mengucap : barokallahu laka wabarokaalaika wajam'abaynakuma fii khoir kepada pengantin laki maupun perempuan. 

Thorik hanya mengangkat tangan dan sedikit menundukkan Kepala dan setengah kepala tegap dengan isyarat jari telunjuk dibibir sembari "ssstt... Tahann, mohon tenang. "
Dua orang yang duduk dikursi sebelahnya hanya bengong saling tatap-tatapan, nampaknya tidak faham dengan perbincangan keduanya. 
.... 
Ada sedikit tidaknya delapan deretan kursi menghadap ke pelaminan, langkah Thorik jika dipandang secara hakiki ada Kelunglaian sebelum ia menaiki dua tangga kecil dengan karpet merah. 

Nahdoti dengan gaun pink make-up glowing menunjukkan tatapan bersahaja kepada seluruh tamu yang memberi ucapan selamat dan salah satunya Thorik yang sudah saling berhadapan empat mata, "Selamat Ya Mba', Barokallahu lakum. "

Nahdoti masih tak bergeming sama sekali padahal suara lirih keras Thorik dengan ucapan tersedu sedunya memberikan do'a tak digubris juga. 
_______7

Belum ada Komentar untuk "Hari, H-ah Tiba dan H-ah Tiada -7-"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel