Malam Indah Kesunyian ~IV-a~

Jempol ini masih melanjutkan narasi cerpen sebelumnya, silakan dibaca agar alurnya dapat tersampaikan~~~

....

Nampak Mas Rof Salting namun tidak pada 

umumnya sebagian orang, ia hanya berargumentasi mencoba memberi analogi yang kiranya dapat menarik simpati dan membalikkan keadaan tak pasti. 

.... 

"Begini mungkin maksud Mas Rof, Mas! Dalam 

hemat saya beliau ingin mengatakan bahwa pernyataan Mas Yon tadi lebih kurang seperti ilmu Padi yang kian berisi kian merunduk, namun Mas Rof tidak ingin menggunakan Padi biasa menganalogikan nya, ia lebih menggunakan diksi menarik dengan mengambil sampel beras merah yang cukup langka dan proses menjadi nasinya pun amat unik jika dikaji mendalam. Bukan begitu Mas Rof. " Sambung Mas Thorik. 

"Nah, itu maksudku tadi.! "

"Arahh... Arahhh...Mas Mas..., yoo wess aku 

mau mandi dulu sudah pekat rasa badanku" Nada sinis Mas Joe ringan nampak kembali. 

"Kamar mandi dan toilet sebelah kiri Mas, ada shampoo, sabun juga di atas plastik yang Tertempel di dinding tembok menghadap pintu." Lanjut Mas Yon. 

..... 

Hidangan dalam ruang tamu itu tersaji 

Setidaknya ada terdapat buah semangka yang menawan nafsu ingin menguliti nya cepat-cepet, kopi hitam khas Lombok juga kian menggoda jika seruputan khas berada diatas tikar pandan sudah siap santap. Tak lupa sembari menunggu Nasi Matang beberok kangkung khas lombok sedang diracik sedemikian rupa dengan cabe special khusus dapat dicap dengan lidah Suku Sasak, tidak manis juga tidak terlalu pedas. Suara hempasan air terdengar menyembur didalam kamar mandi hingga mendengung keruang tamu. 

..... 

"Ton, niki Mas Rof kuliah juga sama pelungguh 

di semarang?" Sahut Mas Yon dengan Kode 'Ton' yang dalam bahasa sasak berati saudaraku.

"Njih, tapi beliau ini baru beberapa bulan di 

semarang, tetapi songong nya berlagak menyamakan kedudukan/melawan Senior kalau di arahkan dan nasehati.. Hikshiks... Namanya juga junior kan manut Senior jika diarahkan pada yang baik baik. He. "

"Mas, kamu jurusan apa? " Tanya Mas Yon.

"IPA Biologi Mas. "

"Pantes, tadi menganalogikan keadaan alam dengan cukup lihai! Keren-keren. "

"Hmmz kan ilmu itu seharusnya diamalkan jika cukup pemahaman dan pengetahuan! Bukan begitu Mas Thorik? ".

" Yaps. Betul perlu dipertahankan agar tetap diinget. "

Dari balik tembok itu tiba-tiba Mas Joe dengan sigap menanggapi. "Aruuww wah anehh, giliran itu baru bermanuver, waktu ditanya malah ngeless.! "

"Mas Joe! Jangan ngomong gitu, nanti beliau ngambek tidak nafsu makannya" Timpal Mas Yon. 

"Tidak masalah Mas, biasa dua orang ini buat guyonan dengan balutan agak nyentrik dan berbeda.! . " Pungkas Thorik. 

....

Tidak berselang lama, Mas Yon dengan niatan 

ingin bertemu teman satu sukunya tercapai malam itu. mereka berempat larut dalam diskusi panjang, sesekali topik pembicaraan masuk pada kecintaannya ingin mengabdi kembali ke kampung halaman, setelah sudah siap matang ilmu pengalaman dan skill mumpuni, sebab jika tidak demikian persaingan akan berada ditangan orang-orang tak bertanggung jawab yang tanpa mempertimbangkan visi misi generasi masa depan. 

Praktik nepotisme mengakar kuat ditubuh 

birokrasi bahkan demokrasi secara umum, yang menyebabkan ketidak merdekanya kaum idealis dalam menuangkan segala potensi yang menjadi agen perubahan bagi kaum kolonialis. Memang dalam Adat lombok, nilai luhur terhadap yang lebih tua sudah mendarah daging apalagi terhadap pemuka Agama, adat dan lainnnya, namun dengan tidak mengubah itu biarkan yang muda beraksi dan yang tua berkontribusi, ijinkan yang muda memikul beban perubahan tanpa terlepas dari nasihat pengalaman para sepuh kesepuhan. 

.... 

Ditengah-tengah perbincangan itu Thorik andil 

masuk, : tanpa mengurangi rasa hormat, "Maaf Mas, serasa sudah Larut malam dan kami harus segera kembali karena besok pagi, kami harus menghadiri acara penting. Jika umur kita panjang dan nafas serta fisik masih kenyang pertemuan dan diskusi ini akan kita lanjutkan dengan lebih intens hangat lagi. "

"Okay, siap! Jangan lupa titip salam sama

keluarga dirumah, jika ada waktu ijinkan saya bersilaturahmi kerumah teman-teman sekalian?. Karena bagaimana pun juga silaturahmi dapat memperpanjang umur, menambah Rizki juga tentu mendapat relasi dan keberkahan tersendiri." Timpal Mas Yon dengan muka berkerut sedih akan ditinggal kawan-kawan yang tumbenan menjenguk. 

"Okay Mas izin pamit, assalamu'alaikum.... "

"Waalaikumsalam wr wb.. " Sahut Mas Yon menyambut salam serempak tiga kawannya itu. 


... Next~~~


Belum ada Komentar untuk "Malam Indah Kesunyian ~IV-a~"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel