Malam Indah Kesunyian ~IV-b~
Perasaan hati mereka tenang terobati bertemu juga berdiskusi sharing sepanjang Malam itu, suara Jangkrik tak lekang terdengar di seluruh sudut akar-akar pepohonan. Mas Rof asyik dengan gadgetnya sementara Thorik masih menutupi diri dengan serban dengan tidak melepas ikatan masker dimulutnya, Ia secara spontan dilihat kelihatan tidur, namun nyatanya tak mampu membendung hatinya yang beberapa jam sekitar 420 Menit kemudian terhitung sedari malam akan menghadiri Sakralitas sekali seumur hidup Nahdhoti.
Mas Joe tetap fokus pada stang stir melingkar nya tak ayal sekali waktu kecepatan dinaikkan hingga 100 Km/jam melesat. Semeraut malam dan tiupan angin membuat mulutnya menguap hingga saraf pikirannya tak mampu membendung kantuk yang luar biasa, melanjutkan perjalanan dalam posisi tersebut adalah resiko besar.
Perlahan dengan senyum Mas Thorik memahami kondisi itu dan menawarkan "Mas mending kita istirahat saja dulu, mohon maaf saya ingin pegang stir namun takutnya tak terkendali nanti. "
"Bilang aja gak bisa, Mas! " Sahut Rof sambil menyumpal mulut dengan tangannya sembari lirih tawa kecil.
"Kalau begitu, tolong cari penginapan terdekat disekitar sini! cek di aplikasi HP mu. Saya sudah tak tahan! Kita nginep untuk istirahat, nanti pukul 3.00 WIB dini hari kita lanjutkan perjalanan, Ok?! "
....
Sekitar beberapa KM meter dari lokasi maps, akhirnya mereka menemukan penginapan untuk merebahkan badan, menghilangkan kantuk yang menggantung serasa ditarik kuat menutupi. Mereka hanya memesan satu kamar untuk tiga orang walau tampak tidak sesuai porsi badan yang kelihatan jika tidurnya pasti tak akan beraturan.
Mereka nampak tertidur pulas tak terkecuali Thorik yang tidur melek tidur melek tak tentu, ia masih berangan-angan dan berandai-andai "seandainya aku terima dan iyakan maka tak akan terjadi peristiwa demikian. " Tringgg... Tringgg..... Tringgg... Lamunan itu buyar oleh deringan alarm tiga sekaligus smartphone mereka, menandakan sudah saatnya beranjak Checkout hotel beranjak pulang meninggalkan magelang dimana mereka menginap dihotel yang terletak di daerah tersebut dalam kurun waktu beberapa jam saja, dan memutuskan kembali menuju semarang. Malam itu larut dalam bayang-bayang dan segala persinggahan hanya telah menjadi kenangan yang mungkin dapat terulang tetapi tidak dengan event yang sama.
Bagaimanapun cara engkau ingin mencoba menghilangkan kegundahan dihati maka hal itu akan bisa terjadi dalam kurun waktu sejenak saja, akan tetapi jika hati resah gelisahmu itu hanya dapat merasakan kenyamanan tak terkecuali telah dilandasi dengan spritual dan iman yang mumpuni maka itu jawaban mengubur sak wasangka yang datang menghantui setiap peristiwa problema dalam hidup sebab sejatinya hati hanya dapat diobati oleh pemiliknya hakiki seorang, Ala Bidzikrillahi tath mainnul qulub (Hanya dengan mengingat Allahlah hati akan menjadi tenang)..#MenuliskuSebabMerdeka
#Set_focus
Lamaa tak mendengar nama nahdhoti, akhirnya muncul jugaa.. walaupun cuman seklibet saja..
BalasHapus