Pemahaman Baheula Rakyat Musim Gerhana

Malam ini kita kembali diberikan kesempatan 
dan umur panjang dalam hidup. Malam ini pula Tuhan kembali memberikan pembuktian kekuasaannya atas makhluk bernama insan melalui peristiwa Gerhana Bulan.
Gerhana bulan merupakan suatu fenomena 
alam yang selama usia dunia ini terjadi setiap masa, Masa dimana Tuhan berkendak atas kuasanya. Pertandanya yaitu ketika Bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka terjadilah Gerhana. 

Namun tahun ini ada yang berbeda, sebab 
gerhana nya jika ditilik secara Visual nampak kemerahan dan tentu tidak sama daripada yang sebelumnya. kebiasaan yang terlihat pada gerhana bulan itu secara Kasat adalah bernuansa Hitam full. Tentu kemudian kali ini merupakan sebuah momen langka yang katanya dalam badan riset teknologi dan inovasi (Brin) menyatakan: ini akan terlihat sekitar 195 tahun sekali, waktunya pun cukup singkat, ketika terjadi secara total berdurasi 14 menit 30 detik, Kira-kira tepatnya antara Magrib dan Isya'. 

Dahulu kala semasa nenek moyang kita 
menjumpai hal serupa , mereka meyakini bahwa hal itu merupakan sebuah isyarat/pertanda azab akan turun melanda baik pada tumbuhan terutama yang muncul di sawah-sawah mereka waktu itu. 
Tetapi disisi lain juga ada asumsi mengatakan bahwa bulan itu sedang ditelan raksasa. 

Pemahaman Pemikiran / Madzhab Tradisi itu 
terus berkembang pesat dan menjadi konsumsi masyarakat pedesaan pada masa tersebut. Euforia dari pemahaman masyarakat yang beredar diera iitu menjadikannya sebagai sebuah kejadian sakral yang jika dihentikan perlu melalui ritual tradisional dalam hal ini dengan memukul kentongan, Bedug, Lesung dan lainnya sampai bulan kembali normal dan muncul secara utuh itulah puncak perayaannya. 

Dalam tradisi jahiliyah Awam Kuno 
berpendapat, makhluk bernama Buto Ijo juga yang menelan bulannya dari sisi berbeda pula ia buto ijo akan muncul mencari mangsa ke pemukiman penduduk terutama yang tidak jauh dekat atau berinteraksi dengan Hutan. 

Cerita rakyat seberang bahkan mengatakan 
bahwa para ibu-ibu hamil atau yang sedang mengandung janin dengan usia yang lumayan tua dianjurkan mandi bersih ditemani sang suami dengan tambahannya yakni memecahkan telur ke kepala si "bumil". Mitologi ini diyakini, jika kemudian si anak lahir ke Dunia dengan selamat tidak mengalami kecacatan fisik seperti:Wajah Gosong Hitam, dan bibir tidak cacat/Sumbing. Sebab yang demikian itu di analogikan laksana seperti kejadian Gerhana bulan tersebut. 

Disisi lain secara Syariat Agama dijelaskan 
kondisi yang demikian merupakan tanda-tanda Kiamat (Kiamat Syugra). Mengapa? Mari merenung sejenak! Pernahkah 
kita membayangkan jika penyatuan atau bulan tertutup secara berkelanjutan, apa yang akan terjadi? Atau Bisa Jadi,Tiba-tiba saat itu pula terompet sangkakala tertiup oleh malakul Isropil yang diberikan mandat Tuhan, dan manusia akan lari kemana? 

Jika demikian adanya maka seluruh makhluk tidaklah memiliki waktu untuk memperbaiki amalan apalagi untuk bertaubat atas segala khilaf dan dosa...Astagfirulloh aladzim tsumma Astagfirullah aladzim. 

Namun kembali sebagai muslim beriman kita 
ingat, peristiwa tersebut lumrah dan pernah dikabarkan oleh Baginda nabi Muhammad SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim mengatakan:
ان الشمس والقمر ا يتان من ايات الله لا يخسفان لموت احد ولا لحياته فاذا رايكم ذالك فادعو الله وكبروا وصلوا وتصدقو
"Sesungguhnya Matahari dan bulan adalah dua 
tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdo'a kepada Allah, bertakbirlah, dirikan sholat dan bersedekahlah. "

Kesimpulannya adalah jika ritual terdahulu 
akan menyesatkan dan menjerumuskan, maka tinggalkanlah pemikiran juga kelakuan yang demikian! atau bisa jadi mungkin disisi lain pemikiran itu dilakukan sebagai hiburan musiman rakyat, sebagai kearifan lokal jika terus ditradisikan, serta nantinya dapat menjadi khas kekayaan budaya Indonesia sebab media yang digunakan cukup unik dan langka diera perkembangan zaman ini. 
Pada kalangan tertentu juga ada yang menyertakan dalihnya perihal demikian, sebagai bagian dari upaya membangkitkan semangat ibadah tanpa mensangkutpautkan benda apapun. 

Tentu kesemua itu baik dilakukan ditahun-
tahun mendatang. Dan yang terakhir tentu ritual keummatan tetap dilaksanakan sebagai bagian dari taqarrub ilallah, Berdo'a, Bertakbir dan melaksanakan Sholat adalah keyakinan hakiki sampai mati. 
*Wallohu a'lam
#MenuliskuSebabMerdeka
*PenaDeddet

Belum ada Komentar untuk "Pemahaman Baheula Rakyat Musim Gerhana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel