Sekelumit Komitmen Merdeka Berfikir

Sudah berapa statemen tertulis baku, tercap diatas kertas, tertempel hati, terlontar suara, bahkan menjadi artikel panjang dengan viewers hampir ratusan lebih yang melihat dan Menyimaknya!. Kenang bengong Thorik bergumam. 

Merdeka berfikir tetap pegangan yang kepalannya susah distimulasi dan dirayu. Banyak dalang telah coba terkelabui hanya dengan bermodal senyum dan anggukan, ia kira sang dalang dapat membuat wayang dengan properti itu saja.? 

Jika dianggap ramah dimata orang maka senyum adalah jawaban, tetapi bukan terus meng-Iyakan setelah merasakan kenyamanan. Tabulah yang demikian! 

Siapa yang tidak ingin dipuji dan disanjung, apalagi atas nama cinta dan harapan? Atas nama perasaan dan kemungkinan-kemungkinan? Dan atas nama membawa masa depan bintang gemilang yang menjadi ekspektasi permulaan dengan iming iming kata, bahwa; seandainya disegerakan, aku pasti bahagia dengannya dan indah pokoknya " Bla.. Bla... Bla.... Begitu??? Ahhh.. Haluu itu! 

Teruntuk dikau yang dilewati memberi jalan dan pengharapan untuknya, dengarkan! dan jika belum dapat berfikir sejauh ini dalam memaknai curhatan pada tulisan. 

Bisakah engkau tidak memberi aturan dalam benak disementara waktu? Namun jika tidak sadar dan sengaja menyampaikan nya melalui aturan pikiranmu, tentang perihal amanah menurut asumsimu dan tentang hal tema demikian terutama dalam waktu dekat ini selalu dilontarkan serta tetap terlontar!? 
maka ada dua sudut pandang yang akan terespon dan menjadi sikap: 
Pertama, engkau mencoba meletakkan pondasi sedini mungkin agar kau tak lagi terbebani atas hati dan tanya pertanyaan yang menggelitik telinga. 
Kedua, atau bisa jadi engkau sedang tidak baik baik saja dalam bersua dengan alasan demi diri dan sekeliling tercinta. 

Dengan kedalaman jiwa dan perasaan daku sampaikan, sungguh kagum mendengarkan penyampaian mu dan tentu memaklumi semaklum maklum hati, hal itu suatu kelumrahan yang mengolah jaringan sel-sel syaraf bernama insting jiwa perasa manusia secara Normal. Namun ingat! 
Kembali ke pasal awal. Kebebasan Pikiranku tetap bertahan pada komitmennya menjadi satelit yang tetap mencari daerah terjangkau. 
Untukmu sekali lagi! Siapapun dia yang kau sampaikan padaku agar memberi sepatah dua patah kata jawab atas tanya itu, daku tetaplah memiliki sebuah jawaban tunggal atas dasar dalih komitmen, lalu jika dijawab malah yang ada adalah risih secuil goresan hati dalam bisikan telinga. Ingat! Akan ada waktu yang memberi kepastian suatu saat nanti. 

Jangankan dia yang jauh kau harap, yang dekat didepan mata saja dan sudah jelas jelas berjuang secara fisik serta mental untuk seorang, masih tetap terfikir. Berpikir Agar supaya tidak ceroboh dan memikirkan secepat kehendak hasrat semata. Maka pemikiran yang merdeka inilah yang membuat banyak kompilasi dan filterisasi guna memutuskan siapa dan apa yang hendak mengapa sebelum berkompetisi dialam dua insan pada satu atap halalan thoyyiban keluarga. 

Sementara, masih menampung segala hal yang berbau demikian. Sementara, masih diolah pikiran. dan Sementara, masih tetap menjadi anak muda yang Merdeka Berfikir. Tutup Thorik Menjawab segala Isu yang mendekam sebelum pelaminan. 

#MenuliskuSebabMerdeka
#Set_Focus
*PenaDeddet

Belum ada Komentar untuk "Sekelumit Komitmen Merdeka Berfikir "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel