Imajinasi Untuk Ayang



Kau bukan siapa siapa yg harus di perjuangkan, tapi mengapa engkau jeda-kan pemikiranku? dibilang tidak adil, ya! tidak adil gelisah ingin tahu. ya! tentu. namun kan ku biarkan saja mengalir seperti air hujan merindukan bumi.
Jika seumpama ucapan rinduku akan terdengarkan oleh-Nya sementara, bagian itu adalah suatu pernyataan perasaan seorang kala sepi merindu. Pernyataan yang kemudian menjadi kelumrahan dalam luapan kebiasaan dua buah bibir yang penuh celotehan. Dan aku tidak seperti itu!

Engkau memang bukan orang yang aku anggap biasa saja, engkau pun juga merupakan permata yang ku simpan dalam berangkas baja. Engkaupun tidak akan mendengar pinta hati berbenteng tembok beton ini sebab, hanya kata sederhana tanpa menjadi beban omongan fiktif belaka. 
Barangkali jawabku hanya "Andai dalam sanubari". Tentu jalan terbaik kemungkinan dalam gerilya ninjaku untuk menghentikan sak wasangka dilema rindu puja itu dengan cara membentang kedua telapak tangan-ku seraya menyelipkan do'a beserta khadam dahsyatnya. 

Semoga engkau adalah amiin ku yang di segerakan Tuhan menuju langit berbintang.

*eMiL_99

Belum ada Komentar untuk "Imajinasi Untuk Ayang "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel