Pandai Memilih Guru Ngaji (Metaanalisis)
Selasa, 22 Maret 2022
Tambah Komentar
Mengawali dua jempol yang cukup lama rehat dengan kembali mengingat memori lama melalui tembang syair:
Pandai- pandai memilih guru tao' ngaji
Guru si' tegak kanca jujur ikhlas hati
Mengajar bukan karena materi atau kursi
Hanya semata-mata ikhlas karena ilahi
.
Setuwi jati tao' ta beguru ngaji
Sa' bodewe silsilah ilmu sampai nabi
Mara' maulana bapak Kiyai hamzanwadi
Guru dan ilmunya bersambung sampai nabi
.
Kalau hubungan dengan guru terpisah
Jauh magfirah dan putus barokah
Putus barokah hilang semua muru'ah
Walau ulama sedunia mele pesolah
.
Dosa bande menyangkut bareng inak amaq
Bau te hapus siq istighfar banyak banyak
Dosa le' guru endakna bau te kerisa'
Daka'ta tebus si' sedunia emas perak
.
.
.
Artikel kali ini, penulis awali dengan Syair atau Qosidah Fenomenal sang Pahlawan Nasional Nusa Tenggara Barat Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Seluruh bait yang tertuang dalam setiap kata dengan majaz setingkat sastrawan dunia bahkan melebihi. Penggalan lagu ini adalah karya ke-sekian yang tercipta dari beberapa lainnya, termasuk karya Agung yang masyhur penuh sejarah berisi Kumpulan Syair terhimpun menjadi satu judul cover disebut Wasiat Renungan Masa.
Dapat dikatakan, Wasiat ini dikarang pertama kali pada tahun 1376 H juga sebagai Undang-undang-nya organisasi Nahdlatul Wathan secara tertulis juga sebagai referensi berorganisasi. Suatu masa di mana tepat nya beberapa tahun silam, Isi seluruh teks paragraf-Nya pernah dibaca dan ditelaah serta diakui oleh salah seorang Profesor Universitas ternama di Indonesia bernama Universitas Gajah Mada (UGM) dalam pengakuan-Nya secara lisan waktu itu bahwa, ada kandungan/values mendalam bahkan beliau terkagum menganalisa secara khas detail dengan baik, dari bahasa, diksi dan perkata yang tertuang artinya, segala dimensi premis memiliki siratan makna mendalam luar biasa.
Dengan demikian, patutlah siapapun, kapanpun, wasiat ini tetap sinkron dan dapat menjadi rujukan dalam dua era sekaligus; kolonial maupun millenial.
Syair lagu di atas bagian poin penting dari perjuangan jika didengungkan dalam kajian ke-organisasi-an mampu menggema membakar semangat di tengah lautan manusia demi memupuk kecintaan terhadap Agama dan Negara.
Dari kacamata berbeda dapat ditarik benang merah bahwa hubungan keilmuan, keterkaitan spritual, yang diperdengarkan kepada seluruh insan yang sedang berjalan di atas bumi agar supaya memperhatikan, memilih dan memilah pembimbing dalam urusan Hablumminallah. Jika, dalam urusan Dunia saja keliru diri memilih tempat mengaji maka urusan ukhrowi akan tersesat sebelum Ruh meninggalkan Jasad. (Ingatlah kita akan kembali, menghadap Tuhan Rabbul izati, nyampaikan laporan amal sendiri seluruh makhluk menjadi saksi) bait 73 h 33.
Pada intinya, penggalan Lagu tersebut menegaskan kita, untuk menjadi manusia yang memahami syari'at agama dari sumber yang bersanad langsung dengan Baginda Nabi Rasulullah Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam.
ان هذا العلم دين فانظروا عمن تا خذون دينكم (الحديث(
Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Oleh sebab itu pilih pilihlah tempat berberguru.
#Berbagai_Sumber
Wallohu a'lam...
Belum ada Komentar untuk "Pandai Memilih Guru Ngaji (Metaanalisis) "
Posting Komentar