Namun Lagi-lagi ini bukan hanya tentang dua insan, melainkan tentang garis takdir yg ditulis Tuhan. Zat yang mengatur segala yang ada pada alam semesta. Tanpa kehendaknya segala sesuatu tidak akan pernah terjadi. Zat yang berkuasa atas diri sendiri. Sekeras apapun kita berusaha, Sebesar apapun perasaan yang ada, sebanyak apapun waktu yang sudah dihabiskan bersama, seluas apapun peta dunia yang sudah dilewati berdua, setebal apapun lembaran rencana yang disusun bersama, Jika Tuhan tidak menghendaki, cinta tidak akan berujung pada pernikahan.
Itulah mengapa, disetiap usaha hendaknya teriring doa disertai keyakinan pada yang kuasa. Bukankah kau selalu mengaku sebagai Hamba? Lantas mengapa harus melewatkan Tuhan pada setiap rencana?
Jika, kau bertanya pada Tuhan mengapa dipisah padahal saling mencinta? Jika, kau bertanya pula dimana letak keadilan Tuhan itu ada? Lantas bagaimana dengan dirimu yang tidak pernah melibatkan-Nya, yang tidak pernah mengetuk pintu langit secara bersama-sama, bukankan ini keinginan bersama? Yang tidak pernah menjabarkan pada Tuhan rencana yang tersemogakan bersama. Dan sekarang kau ingin menyalahkan-Nya? Pantaskah!?Dengan entengnya kau menuntut Tuhan atas Kegagalanmu? Apa ini pantas dinamakan ketidakadilan Tuhan Atau ini hanyalah keegoisan dari ciptaan Tuhan? Ke-egoisan dari sepasang hamba yang mengaku saling mencinta karna Tuhan. Lucu sekali bukan...?hehe...
Jika amarah belum juga bisa mereda, jika keegoisan masih menyelimuti isi kepala, jika sesak masih terasa didada, barangkali kau butuh asupan jiwa!? Mengikhlaskan semua dan kembali kepelukan-Nya, membaca setiap bait dalil cinta-Nya yang selalu ditunjukkan untuk setiap hamba, termasuk dirimu.
Ada hal penting yang perlu diingat bahwa Tuhan tidak akan mengambil apa yang akan menjadi milikmu didunia. Tuhan yg lebih tau apa yg terbaik untukmu meski pun saat ini jalan pikiranmu tidak menerima statemen yg terbilang absurd dikepalamu. Mungkin dikau pernah mengkaji ungkapan Tuhan yg mengatakan “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah,” (QS Adz-Dzaariyat: 49).
Jika dikau sudah mengkaji atau barangkali pernah membacanya dalam kitab suci, mungkin kau tidak akan se-prustasi ini, Tuan.! Semua kebutuhanmu sudah Tuhan atur, termasuk pasangan hidup. Jika menurutmu dia yang terbaik, itu artinya kau belum benar-benar percaya akan janji Tuhan.
Apa artinya jika setiap kali bertukar cerita kau menyelipkan nasihat-nasihat untuk jiwa, mengajarkan ia bagaimana menjadi hamba yang tidak lupa pada qodrat-nya, bahkan sesekali saling mengingatkan kebaikan-kebaikan disaat kehilangan dia, dimana Tuhan mengambilnya dari pelukan-mu untuk disandingkan dengan insan yang baru ditemuinya, kau malah menghakimi Tuhan? Apa artinya setiap dalih yang kau untaikan sementara, kau sendiri tidak bisa menerima takdir yg sudah dituliskan Tuhan?
Apa kau sedang lupa pada garis takdir seorang hamba?
Apa kau sedang lupa bahwa ini hanyalah Dunia?
Tidak mengapa duhai tuan jika kau kehilangan seseorang karna Tuhan, asalkan engkau tidak kehilangan Tuhan karna seseorang.
Bersabarlah! Insan yang lebih baik akan menghampiri, kau hanya perlu yakin bahwa sesuatu yang diambil Tuhan darimu akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Dan, itu pasti! Tergantung bagaimana kau ikhlas atas segala takdir yang ditulis Tuhan untukmu.
#ElsaRose🌹
Belum ada Komentar untuk "Tuhan, Dimana Letak Keadilan Cinta? "
Posting Komentar