Kumpulan Argumen Mahasiswa Terhadap Cemilan, Permen Terhadap Anak

 Berikut tanggapan Mahasiswa, Pendidik, Guru, Praktisi terhadap Pertanyaan: “MEMBERIKAN DAN MEMBELIKAN CEMILAN, PERMEN, TERHADAP ANAK DALAM RANGKA PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KESEHATANNYA” Berikut beberapa tanggapan berdasarkan temuan dan pemahaman masing-masing:

Makanan instan cenderung mengandung banyak gula, garam, dan lemak jenuh, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat berdampak negative pada kesehatan anak. Sebagai gantinya penting memilah makanan yang kaya akan nutrisi, seperti: buah-buahan/ cemilan yang cukup sehat diantaranya kacang-kacangan atau yogurt rendah lemak”. Octora.

Sementara Susan Mahasiswi memberikan tanggapan “Kandungan gizi yang tidak seimbang. Permen/makanan instan cenderung rendah serat, mineral hal ini akan ditakutkan terjadi kebiasaan makan makanan yang tidak sehat di masa-masa mendatang”.

Juga dinyatakan oleh Salah satu Ibu Kader PKH Nonita mengatakan: “Cemilan atau Permen lebih tepat dijadikan sebagai hadiah atau reward. Namun jika diberikan mengkonsumsi dalam kesehariannya dapat beresiko menjadi bibit stunting anak, karena tidak baik berlebihan”.

Permen dan cemilan memang dapat memberikan kenikmatan sesaat, ingat yang paling penting adalah memastikan bahwa anak juga mendapat asupan makanan yang seimbang serta bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.” Silva, orangtua wali murid.

Memberikan dan membelikan permen tidak termasuk cara tepat atau tidak sehat sebab rendahnya nutrisi dan tingginya glukosa serta terdapat banyaknya lemak, yang memiliki dampak negative pada Kesehatan anak.“. Tutur, Fatmawati. Seorang Pendidik”.

Sementara Hilmiani Sosok Praktisi PAUD memberikan anggapan bahwa: “Memberi atau membelikan untuk anak bukanlah cara yang tepat untuk memenuhi Kesehatan atau gizi anak. Sebaiknya orang tua harus focus pada penyediaan  makanan sehat yang seimbang serta memaksimalkan edukasi yang cukup baik bagi anak”.

Memberikan jajanan atau cemilan pada anak secara berlebihan dapat meningkatkan resiko obesitas, diabetes, dan masalah Kesehatan lain pada anak dikemudian hari, hal ini bertentangan dengan Upaya pencegahan stunting yang membutuhkan asupan gizi yang sehat dan seimbang. “Khaeroti, Praktisi PAUD”.

Tidak termasuk bagian kebutuhan gizi yang baik setiap makanan yang mengandung instan atau siap saji sebab akan berdampak pada keberlanjutan perkembangan di masa mendatang untuk itu kita harus selektif dalam memilah makanan yang sesuai usia perkembangan. “Izziah, Mahasiswa PGPAUD IPNG - NTB”.

Memberikan permen terhadap anak menurut saya bagian dari pemenuhan asupan tambahan energi maupun gizi anak melalui tambahan gula tersebut, apalagi terbuat dari susu murni. “Yulastri, mahasiswi”.

Nemberikan dan membelikan hal tersebut tidak dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan Kesehatan atau gizi yang baik karena mengkonsumsi makanan seperti ini secara berlebihan dapat menimbulkan problema Kesehatan seperti obesitas, gangguan gula darah dan masalah gigi. “Hafifah, Pendidik”.

Sesuatu yang instan itu tidak baik. Saran saya sebagai seorang ibu hendaknya berinisiatif sendiri membuatkan anak melalui bahan baku rumah tangga dengan berbagai bentuk variasi, misalnya membuat eskrim dapat menggunakan buah-buahan, membuat nugget dengan racikan dapur yang ada serta lain-lain sebagainya. “Berdasarkan asumsi Zuriati, Pendidik.

Kita harus memberikan dan membelikan anak jajanan-jajanan yang memenuhi kebutuhan anak karena jajanan tersebut mengandung energi yang dapat dijadikan sebagai sumber kecerdasan otak anak berdasarkan pilihan asupan makanan dan gizi yang sehat dan tepat. “Ortin, Mahasiswi”.

Menuruti keinginan anak dengan memberikan dan membelikannya sekali atau dalam sebulan itu dapat dijatahkan sesuai dengan ketegasan pendidik tidak lebih tidak kurang sebagai pengobat rindu dari makanan cemilan itu sendiri. “Safitri, Pengajar PAUD”.

Itulah tanggapan yang beberapa orang dari berbagai kalangan tersebut ungkapkan sesuai dengan temuan dan olah pikir yang dikumpulkan sehingga menjadi tulisan yang mudah-mudahan dapat menjadi pedoman atau dapat diadopsi sebagai pembelajaran untuk peradaban yang lebih baik. Wallahul Muwafiqu…..

Belum ada Komentar untuk "Kumpulan Argumen Mahasiswa Terhadap Cemilan, Permen Terhadap Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel